Berada di ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut dan berada di lereng Gunung Merapi, Desa Samiran sudah masuk ke dalam kategori Desa Wisata.
Terkenal dengan Gunung Merapi termasuk Petilasan atau Makam dari Kebo Kanigoro, yang merupakan saudara kandung dari Kyai Ageng Pengging dan Kyai Ageng Pengging merupakan murid dari Syekh Siti Jenar.
Konon Kebo Kanigoro menjadi salah satu sasaran perburuan oleh Sultan Demak dan Wali Songo selain Syeikh Siti Jenar karena pada waktu tersebut Syekh Siti Jenar dianggap menyebarkan ajaran sesat dan membahayakan bagi penduduk Kerajaan Demak.
Bersama dengan pengikutnya Ki Ageng Kebo Kanigoro melarikan diri ke berbagai tempat hingga akhirnya menemukan tempat yang aman yakni di lereng Gunung Merapi. Selagi bersembnyi Ki Ageng Kebo Kanigoro membangun sebuah tempat persembunyian dan juga mengajarkan ilmunya.
Suatu malam Ki Ageng Kebo Kanigoro muksa dalam pertapaannya dan petilasan tempat Ki Ageng Kebo Kanigoro masih dilestarikan hingga sekarang dimanfaatkan sebagai tempat ziarah.
Pada malam Jumat Legi sering diselenggarakan selamatan apem dan ketan petilasan.
Ketika malam suro atau pada malam awal bulan Muharram, warga Desa Samiran melakukan pawai sedekah bumi yang berawal dari Goa Raja menuju ke Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat berlimpah yang diberikan.
Untuk sampai di tempat Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro cukup mudah, dengan akses jalan yang baik dan terdapat petunjuk dari Desa Samiran. Setelah melewati pintu depan petilasan yaitu gapura besar yang diatasnya ditulis dengan judul besar Kawasan Petilasan Kebo Kanigoro, pengunjung tinggal mengikuti jalan tersebut.
Jalannya memang tidak besar dan juga tidak terlalu sempit. Sepanjang perjalanan di kiri dan kanan jalan, pengunjung dapat menemukan lanskap pemandangan rumput hijau, dan hawa sejuk khas daerah pegunungan.
Saat tiba di lokasi Petilasan, pengunjung disambut oleh pagar depan petilasan yang berdiri kokoh dengan sebuah gerbang tua. Setelah masuk ke lokasi Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro ada dua pohon besar dan sebuah pekarangan luas yang rapi dan bersih, disediakan pula kamar mandi di sebelah kiri gerbang.
Selama berkeliling di Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro tak ada suara warga, yang ada hanya bisikan angin, dan kedua mata tertuju pada sebuah bangunan berbata merah yang disebut sebagai pendopo dan merupakan tempat dimana beliau dimakamkan.
Sejarah yang menyelimuti Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro masih tersimpan dan sang Juru Kunci yang ada disini siap membagikan sejarah tersebut kepada pengunjung yang datang kesini dengan membawa hal yang baik dan tidak bermaksud merusak apa yang ada, karena situs ini masih sangat terjaga termasuk keasrian alamnya.
( Sumber : wisataboyolali.com )
Terkenal dengan Gunung Merapi termasuk Petilasan atau Makam dari Kebo Kanigoro, yang merupakan saudara kandung dari Kyai Ageng Pengging dan Kyai Ageng Pengging merupakan murid dari Syekh Siti Jenar.
Konon Kebo Kanigoro menjadi salah satu sasaran perburuan oleh Sultan Demak dan Wali Songo selain Syeikh Siti Jenar karena pada waktu tersebut Syekh Siti Jenar dianggap menyebarkan ajaran sesat dan membahayakan bagi penduduk Kerajaan Demak.
Bersama dengan pengikutnya Ki Ageng Kebo Kanigoro melarikan diri ke berbagai tempat hingga akhirnya menemukan tempat yang aman yakni di lereng Gunung Merapi. Selagi bersembnyi Ki Ageng Kebo Kanigoro membangun sebuah tempat persembunyian dan juga mengajarkan ilmunya.
Suatu malam Ki Ageng Kebo Kanigoro muksa dalam pertapaannya dan petilasan tempat Ki Ageng Kebo Kanigoro masih dilestarikan hingga sekarang dimanfaatkan sebagai tempat ziarah.
Pada malam Jumat Legi sering diselenggarakan selamatan apem dan ketan petilasan.
Ketika malam suro atau pada malam awal bulan Muharram, warga Desa Samiran melakukan pawai sedekah bumi yang berawal dari Goa Raja menuju ke Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat berlimpah yang diberikan.
Untuk sampai di tempat Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro cukup mudah, dengan akses jalan yang baik dan terdapat petunjuk dari Desa Samiran. Setelah melewati pintu depan petilasan yaitu gapura besar yang diatasnya ditulis dengan judul besar Kawasan Petilasan Kebo Kanigoro, pengunjung tinggal mengikuti jalan tersebut.
Jalannya memang tidak besar dan juga tidak terlalu sempit. Sepanjang perjalanan di kiri dan kanan jalan, pengunjung dapat menemukan lanskap pemandangan rumput hijau, dan hawa sejuk khas daerah pegunungan.
Saat tiba di lokasi Petilasan, pengunjung disambut oleh pagar depan petilasan yang berdiri kokoh dengan sebuah gerbang tua. Setelah masuk ke lokasi Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro ada dua pohon besar dan sebuah pekarangan luas yang rapi dan bersih, disediakan pula kamar mandi di sebelah kiri gerbang.
Selama berkeliling di Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro tak ada suara warga, yang ada hanya bisikan angin, dan kedua mata tertuju pada sebuah bangunan berbata merah yang disebut sebagai pendopo dan merupakan tempat dimana beliau dimakamkan.
Sejarah yang menyelimuti Petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro masih tersimpan dan sang Juru Kunci yang ada disini siap membagikan sejarah tersebut kepada pengunjung yang datang kesini dengan membawa hal yang baik dan tidak bermaksud merusak apa yang ada, karena situs ini masih sangat terjaga termasuk keasrian alamnya.
( Sumber : wisataboyolali.com )
Comments
Post a Comment