Alas Ketonggo, “alas” berarti hutan, dasar pokok atau keramaian. Ketonggo berasal dari kata “katon” (terlihat) dan “onggo” (makhluk halus) atau makhluk halus atau kehidupan yang halus yang katon atau kelihatan. Siapapun yang meyakini dominasi Tuhan mesti mempercayai adanya alam rohani, lokasi kehidupan makhluk-makhluk rohani atau gaib. Ada kehidupan sesudah terjadi kematian, yakni alam kehidupan gaib atau alam rohani untuk para arwah yang sudah meninggalkan dunia atau alam kehidupan jasmani.
Siapapun yang berkeinginan menuju kehadirat Tuhan-nya esok sebagai destinasi atau perjalanan akhir mesti mengetahui alam kehidupan rohani. Jelasnya, siapapun guna tertuju kehadirat-Nya mesti melalui tujuh lapisan alam kehidupan rohani atau mesti melalui perjalanan langit ke tujuh.
Mengapa alas ketonggo menjadi sinandi pencerahan rohani dan fisik beserta kejayaan umat manusia, di dalam pengetahuan luhur kebiasaan Jawa?
1. Alas walaupun dinamakan hutan yang oleh pelbagai makhluk hidup laksana pepohonan, hehewanan serta makhluk halus yang berasal dari arwah-arwah semua leluhur masa silam, sebagai ekspresi gejala hawa dan nafsu anda semua, yang binal dan terkendali.
2. Sinandi alas ketonggo sebagai sinandi kehidupan jagat cilik (hawa dan nafsu-kita) dan jagat gedhe (alam semesta).
3. Alas ketonggo dalam definisi jagat cilik ialah fenomena kehidupan kita, yang pada dasarnya susah dikendalikan namun harus dapat kita kendalikan. Sedangkan alas ketonggo dalam makna makro atau dalam definisi nyata, laksana Kraton beserta Raja-nya sebagai sentral budaya, tempat-tempat yang dimitoskan atau disakralkan dalam pekerjaan peziarahan. Arti pesan yang mendalam bahwa anda tidak boleh meninggalkan kebiasaan dan sejarah masa lalu.
4. Alas Ketonggo lokasi arwah-arwah semua leluhur yang sudah meninggalkan dunia puluhan sampai ratusan tahun, tetapi belum berpulang dihadirat Tuhan, dan masih menyimpan apik di dalam tubuh halus maniknya.
5. Banyak pengetahuan masa silam yang sebagai simbol kepribadian dan identitas bangsa-mu di Alas Ketonggo. Oleh itu, kehidupan semua arwah leluhur masih aristokrat, sesuai kemajuan budayanya lalu.
6. Peradaban kebiasaan beserta nilai-nilai luhur masa silamnya menyimpan potensi kekuatan identitas dan kepribadian bangsa-mu. Apabila bangsa-mu hendak jaya dan menjadi cerah dunia mesti berpijak pada kebiasaan atau kepribadian dan identitasmu.
7. Jangan melupakan sejarah atau kebiasaan leluhur-mu, andai melupakan sejarah dan budaya-mu dari situlah kekurangan bangsa-mu.
8. Pahamilah sandi Alas Ketonggo, karena dialah yang menyimpan sejarah, rahasia dan memori masa kemudian yang menolong dirimu guna menemukan kepribadian dan identitasmu.
9. Bukankah bangsamu merasakan krisis kepercayaan dan keyakinan akan kepribadian dan identitasmu. Artinya bangsamu sudah asing mengenali potensi dirinya.
10. Bahkan bangsamu tidak memahami dan menyadari kekrisisannya. Itulah bencana dampak meninggalkan pilar dan pondasi budayanya.
11. Negara dan bangsa manapun akan merasakan kejayaan andai telah menemukan kepribadian dan identitasnya (budayanya) dan tersebut tersimpan dalam sandi Alas Ketonggo.
12. Walaupun sandi Alas Ketonggo dinamakan dan disebutkan mitos untuk pemahaman modern, tetap mereka jaya sebagai pusat pemikiran disebabkan berangkat dari mitos atau yang dinamakan angan-angan, harapan, cita-cita, impian, dll.
13. Bangsa manapun tidak bakal maju dan jaya andai meninggalkan angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan, kehendak, harapan, khayalan yang kesemuanya ialah simbol mitos.
14. Lihatlah bangsa-bangsa yang sudah jaya, mereka memulai kejayaannya dengan kesadaran kolektif mitosnya di dalam jiwa pikiran, perasaan, budi dan perilaku indera jasmaninya atau cipta, rasa dan karsanya.
15. Alas Ketonggo sandi guna menggali kepribadian dan identitasnya sebagai mula mengumpulkan kekuatan guna terbebaskan dari kesengsaraan, derita, ketidaktentraman dan ketidakdamaian, ketidakmakmuran, kemiskinan dan belenggu bangsa-mu.
16. Bangsa yang sudah jaya menggali kebiasaan asalnya sendiri melewati prosesi sinandi alas ketonggo dengan memuliakan perjuangan leluhurnya.
17. Bagaimana bangsamu atau dirimu bakal mendapatkan pencerahan dan kebebasan hidup untuk bangsamu, andai dirimu saling berusaha demi kepentingan dan dominasi kelompok-mu.
18. Salah satu nasehat sinandi Alas Ketonggo,“Janganlah energi jiwa hawa dan nafsumu saling bertubrukan mengobarkan api kesengsaraan yang meningkatkan dirimu atau bangsamu saling terikat dan membelenggu”.
19. Jika energi jiwa hawa dan nafsumu saling bertubrukan atau bertabrakan maka dirimu bakal saling mempunyai kebingungan, saling mempunyai kekhawatiran, saling mempunyai ketakutan, sekalipun urusan tersebut terungkap atau tidak terungkap.
20. Masuklah ke alam alas ketonggo, disitulah tidak sedikit pengetahuan yang mengisi kelemahan dan kelemahanmu, supaya dirimu tidak gampang bingung, takut, khawatir, menderita dan sengsara, dll.
21. Jika dirimu dapat membuka sinandi Alas Ketonggo, ambillah potensi lebihnya dan jadikan kelemahannya menjadi hikmah, supaya dirimu trampil menghimpun kekuatan dan mengerti kemauan dan kehendak energi hawa dan nafsu untuk mengamankan generasi muda bangsa-mu.
22. Jika telah dapat membuka sinandi Alas Ketonggo, semua leluhurmu bakal berinteraksi denganmu dan menyerahkan pengetahuan yang memubuat bangsa-mu jaya dan maju.
23. Memasuki alas ketonggo dibutuhkan seni ketrampilan mencungkil belenggu tubuh jasmani, andai tidak memiliki melulu akan bisa kesunyian dan kegiatan kesendirian tanpa makna dan makna laksana melamun atau menghayal.
24. Alangkah lebih lengkapnya andai dirimu yang memiliki kepintaran akal jasmani, lantas memiliki kepintaran rohani di dalam pikiran, perasaan dan budimu, maka pengetahuan dan ketrampilanmu bakal disebut seimbang.
25. Sungguh keseimbangan dibutuhkan jika menginjak alas ketonggo, supaya akal fisik dipersiapkan supaya tidak merasakan gejolak keterbatasan dengan kehidupan rohani.
Siapapun yang berkeinginan menuju kehadirat Tuhan-nya esok sebagai destinasi atau perjalanan akhir mesti mengetahui alam kehidupan rohani. Jelasnya, siapapun guna tertuju kehadirat-Nya mesti melalui tujuh lapisan alam kehidupan rohani atau mesti melalui perjalanan langit ke tujuh.
Mengapa alas ketonggo menjadi sinandi pencerahan rohani dan fisik beserta kejayaan umat manusia, di dalam pengetahuan luhur kebiasaan Jawa?
1. Alas walaupun dinamakan hutan yang oleh pelbagai makhluk hidup laksana pepohonan, hehewanan serta makhluk halus yang berasal dari arwah-arwah semua leluhur masa silam, sebagai ekspresi gejala hawa dan nafsu anda semua, yang binal dan terkendali.
2. Sinandi alas ketonggo sebagai sinandi kehidupan jagat cilik (hawa dan nafsu-kita) dan jagat gedhe (alam semesta).
3. Alas ketonggo dalam definisi jagat cilik ialah fenomena kehidupan kita, yang pada dasarnya susah dikendalikan namun harus dapat kita kendalikan. Sedangkan alas ketonggo dalam makna makro atau dalam definisi nyata, laksana Kraton beserta Raja-nya sebagai sentral budaya, tempat-tempat yang dimitoskan atau disakralkan dalam pekerjaan peziarahan. Arti pesan yang mendalam bahwa anda tidak boleh meninggalkan kebiasaan dan sejarah masa lalu.
4. Alas Ketonggo lokasi arwah-arwah semua leluhur yang sudah meninggalkan dunia puluhan sampai ratusan tahun, tetapi belum berpulang dihadirat Tuhan, dan masih menyimpan apik di dalam tubuh halus maniknya.
5. Banyak pengetahuan masa silam yang sebagai simbol kepribadian dan identitas bangsa-mu di Alas Ketonggo. Oleh itu, kehidupan semua arwah leluhur masih aristokrat, sesuai kemajuan budayanya lalu.
6. Peradaban kebiasaan beserta nilai-nilai luhur masa silamnya menyimpan potensi kekuatan identitas dan kepribadian bangsa-mu. Apabila bangsa-mu hendak jaya dan menjadi cerah dunia mesti berpijak pada kebiasaan atau kepribadian dan identitasmu.
7. Jangan melupakan sejarah atau kebiasaan leluhur-mu, andai melupakan sejarah dan budaya-mu dari situlah kekurangan bangsa-mu.
8. Pahamilah sandi Alas Ketonggo, karena dialah yang menyimpan sejarah, rahasia dan memori masa kemudian yang menolong dirimu guna menemukan kepribadian dan identitasmu.
9. Bukankah bangsamu merasakan krisis kepercayaan dan keyakinan akan kepribadian dan identitasmu. Artinya bangsamu sudah asing mengenali potensi dirinya.
10. Bahkan bangsamu tidak memahami dan menyadari kekrisisannya. Itulah bencana dampak meninggalkan pilar dan pondasi budayanya.
11. Negara dan bangsa manapun akan merasakan kejayaan andai telah menemukan kepribadian dan identitasnya (budayanya) dan tersebut tersimpan dalam sandi Alas Ketonggo.
12. Walaupun sandi Alas Ketonggo dinamakan dan disebutkan mitos untuk pemahaman modern, tetap mereka jaya sebagai pusat pemikiran disebabkan berangkat dari mitos atau yang dinamakan angan-angan, harapan, cita-cita, impian, dll.
13. Bangsa manapun tidak bakal maju dan jaya andai meninggalkan angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan, kehendak, harapan, khayalan yang kesemuanya ialah simbol mitos.
14. Lihatlah bangsa-bangsa yang sudah jaya, mereka memulai kejayaannya dengan kesadaran kolektif mitosnya di dalam jiwa pikiran, perasaan, budi dan perilaku indera jasmaninya atau cipta, rasa dan karsanya.
15. Alas Ketonggo sandi guna menggali kepribadian dan identitasnya sebagai mula mengumpulkan kekuatan guna terbebaskan dari kesengsaraan, derita, ketidaktentraman dan ketidakdamaian, ketidakmakmuran, kemiskinan dan belenggu bangsa-mu.
16. Bangsa yang sudah jaya menggali kebiasaan asalnya sendiri melewati prosesi sinandi alas ketonggo dengan memuliakan perjuangan leluhurnya.
17. Bagaimana bangsamu atau dirimu bakal mendapatkan pencerahan dan kebebasan hidup untuk bangsamu, andai dirimu saling berusaha demi kepentingan dan dominasi kelompok-mu.
18. Salah satu nasehat sinandi Alas Ketonggo,“Janganlah energi jiwa hawa dan nafsumu saling bertubrukan mengobarkan api kesengsaraan yang meningkatkan dirimu atau bangsamu saling terikat dan membelenggu”.
19. Jika energi jiwa hawa dan nafsumu saling bertubrukan atau bertabrakan maka dirimu bakal saling mempunyai kebingungan, saling mempunyai kekhawatiran, saling mempunyai ketakutan, sekalipun urusan tersebut terungkap atau tidak terungkap.
20. Masuklah ke alam alas ketonggo, disitulah tidak sedikit pengetahuan yang mengisi kelemahan dan kelemahanmu, supaya dirimu tidak gampang bingung, takut, khawatir, menderita dan sengsara, dll.
21. Jika dirimu dapat membuka sinandi Alas Ketonggo, ambillah potensi lebihnya dan jadikan kelemahannya menjadi hikmah, supaya dirimu trampil menghimpun kekuatan dan mengerti kemauan dan kehendak energi hawa dan nafsu untuk mengamankan generasi muda bangsa-mu.
22. Jika telah dapat membuka sinandi Alas Ketonggo, semua leluhurmu bakal berinteraksi denganmu dan menyerahkan pengetahuan yang memubuat bangsa-mu jaya dan maju.
23. Memasuki alas ketonggo dibutuhkan seni ketrampilan mencungkil belenggu tubuh jasmani, andai tidak memiliki melulu akan bisa kesunyian dan kegiatan kesendirian tanpa makna dan makna laksana melamun atau menghayal.
24. Alangkah lebih lengkapnya andai dirimu yang memiliki kepintaran akal jasmani, lantas memiliki kepintaran rohani di dalam pikiran, perasaan dan budimu, maka pengetahuan dan ketrampilanmu bakal disebut seimbang.
25. Sungguh keseimbangan dibutuhkan jika menginjak alas ketonggo, supaya akal fisik dipersiapkan supaya tidak merasakan gejolak keterbatasan dengan kehidupan rohani.
Comments
Post a Comment